Juru bicara pemerintah, Yoshimasa Hayashi, mengatakan bahwa "kerusakan pada orang dan properti" masih dalam tahap penilaian dan menekankan pentingnya memberikan informasi yang tepat waktu kepada publik terkait tsunami dan evakuasi.
Baca Juga : Kimberly Ryder Fokus pada Hak Anak dalam Gugatan Cerai, Terungkap Alasan Tuntut Nafkah Cuma Rp5 Ribu dari Edward Akbar
Baca Juga : Veddriq Leonardo Sumbang Medali Emas di Olimpiade Paris 2024! Simak Detail Kemenangannya di Panjat Tebing!
Rekaman di media sosial menunjukkan hanya sedikit kerusakan, seperti piring dan buku yang jatuh dari rak, serta beberapa dinding kecil yang runtuh di tempat parkir mobil.
Jepang, yang berada di atas empat lempeng tektonik utama di sepanjang Cincin Api Pasifik, dikenal sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik paling tinggi di dunia. Gempa bumi dengan intensitas yang bervariasi kerap terjadi, namun kerusakan biasanya dapat diminimalisir berkat peraturan bangunan yang ketat dan teknik konstruksi tahan gempa.
Meskipun begitu, Jepang tidak bisa melupakan tragedi gempa besar yang melanda negara ini pada tahun 2011, ketika gempa berkekuatan 9,0 SR memicu tsunami dahsyat yang menewaskan sekitar 18.500 orang dan menyebabkan bencana nuklir di Fukushima.*