“Sudah saatnya kita ubah paradigma lama. Ujian bukan hal yang menakutkan, tapi bagian dari proses pembelajaran yang seharusnya menyenangkan. Jangan lagi siswa dibuat takut seolah sedang menghadapi kematian,” tegas Fadhil.
Langkah ini, kata Fadhil, merupakan bagian dari pembenahan iklim pendidikan yang lebih sehat, inklusif, dan berorientasi pada penguatan karakter siswa sejak dini.
Selain sebagai ajang kompetisi, Jambore Literasi Numerasi ini juga menjadi ruang kolaboratif antar sekolah untuk bertukar gagasan dan strategi dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa, yang kini menjadi fokus penting dalam kurikulum nasional.
Baca Juga: Polisi Gerebek Tambang Emas Ilegal di Bungo, Pelaku Kabur Tinggalkan Excavator
Literasi numerasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menghitung. Ini adalah dasar untuk berpikir logis, membuat keputusan sehari-hari, hingga menghadapi tantangan dunia kerja masa depan. Di tengah gempuran era digital, keterampilan ini menjadi penentu daya saing generasi muda Batanghari.
Jambore ini menjadi bagian dari program unggulan Batanghari Super di bawah kepemimpinan Fadhil Arief.
Sebanyak lebih dari 300 peserta ambil bagian dalam berbagai perlombaan seperti debat, pidato, cerdas cermat, dan proyek numerik berbasis STEM.