Otomotif

Peta Persaingan Otomotif Global Bergeser, Indonesia Tumbuh Pesat di Pasar Mobil Listrik

0

0

matajambi |

Minggu, 28 Des 2025 19:48 WIB

Reporter : B.Arya

Editor : B.Arya

mobil listrik - (ist)

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COM - Peta persaingan industri otomotif global mengalami perubahan signifikan. Jika sebelumnya Amerika Serikat (AS) dan Eropa dikenal sebagai pemimpin tren otomotif dunia, kini tongkat estafet mulai berpindah ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Melansir Arena EV, Minggu 28 Desember 2025, data terbaru menunjukkan bahwa kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bukan lagi produk eksklusif negara maju. Justru Asia Tenggara dan Amerika Latin muncul sebagai kawasan dengan pertumbuhan adopsi mobil listrik tercepat di dunia.

Pada 2019, hanya empat negara yang mencatat pangsa penjualan mobil listrik di atas 10%. Namun pada 2025, jumlah negara tersebut melonjak menjadi 39, dengan sepertiganya berada di luar Eropa.

China masih menjadi raksasa utama. Untuk pertama kalinya pada 2025, lebih dari 50% mobil baru yang terjual di China adalah kendaraan listrik. Namun, dinamika paling menarik justru datang dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Baca Juga:

Jangan Panik! Ini Cara Aman Mengatasi Mobil Mogok Saat Libur Nataru

Vietnam mencatat pangsa mobil listrik hampir 40%, dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini bahkan melampaui rata-rata Uni Eropa (26%) dan Inggris (33%). Thailand mencatat penetrasi mobil listrik mencapai 20% dari total penjualan mobil baru.

Indonesia kini tak lagi sekadar penonton. Sepanjang 2025, pangsa penjualan mobil listrik di Indonesia mencapai sekitar 15%, lebih tinggi dibandingkan AS yang berada di level 7,3%. Capaian ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pasar mobil listrik dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.

Pemerintah Indonesia juga aktif mendorong ekosistem kendaraan listrik melalui berbagai insentif fiskal dan nonfiskal. Keringanan pajak diberikan kepada produsen global untuk membangun fasilitas produksi baterai dan kendaraan listrik di dalam negeri. Langkah ini bertujuan memperkuat rantai pasok domestik sekaligus mengurangi ketergantungan energi fosil.

Dorongan serupa juga terjadi di negara berkembang lain:

  • Ethiopia: Kendaraan listrik menyumbang sekitar 60% penjualan mobil baru berkat energi air melimpah.
  • Nepal: Pangsa mobil listrik mencapai 76%.
  • Amerika Latin: Uruguay 27%, Kosta Rika 17%, sementara Brasil dan Meksiko mencatat penjualan EV lebih tinggi dibanding Jepang.
  • Di Brasil, penggunaan kendaraan listrik mampu menekan konsumsi bahan bakar fosil hingga 90% karena sumber listriknya relatif bersih.

Baca Juga:

Benarkah Makan Anggur Hijau di Malam Tahun Baru Bisa Mendapatkan Jodoh?

Sementara pasar negara maju cenderung melambat, negara berkembang justru melaju kencang. Antara Januari hingga Oktober 2025, satu dari empat mobil yang terjual di dunia merupakan kendaraan listrik.

Di AS, sejumlah insentif pajak untuk kendaraan listrik mulai dikurangi, sementara Asia Tenggara dan Amerika Latin menunjukkan pertumbuhan adopsi EV yang pesat.

Bagi Indonesia, tren ini bukan sekadar soal teknologi, tetapi juga peluang ekonomi. Transisi menuju kendaraan listrik berpotensi:

  • Menciptakan lapangan kerja baru
  • Memperkuat industri manufaktur nasional
  • Mempercepat transformasi energi nasional

Baca Juga:

Inilah Larangan Islam Saat Tahun Baru yang Perlu Diketahui Umat Muslim

Pengalaman Vietnam menunjukkan bahwa industri mobil listrik dapat menyerap jutaan tenaga kerja dalam jangka panjang, sekaligus meningkatkan daya saing negara di pasar global.

Sumber :

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


B.Arya

0

0

Kesehatan

Selasa, 30 Des 2025 14:40 WIB

BERITA POPULER