Lifestyle

Jangan Anggap Sepele Overthinking Ternyata Bisa Bikin Tubuh Sakit

0

0

matajambi |

Jumat, 26 Des 2025 08:24 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Overthinking dan Dampaknya bagi Otak serta Tubuh Mengapa Pikiran Sulit Berhenti - (Freefik)

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung
Dalam jangka panjang stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta gangguan kesehatan lain sebagaimana dijelaskan oleh Centers for Disease Control and Prevention.

Ruminasi ditandai oleh aliran pikiran yang berulang dan cenderung mengkritik diri sendiri. Berbeda dengan refleksi sehat ruminasi tidak menghasilkan pemahaman baru tetapi justru mempertahankan rasa bersalah dan penyesalan.

Baca Juga:

Kenapa Harga Smartphone Bisa Naik di 2026? Ini Penjelasannya

Tanda tanda yang sering muncul antara lain pikiran yang terus memutar kejadian masa lalu kesulitan berkonsentrasi kelelahan emosional serta perasaan tidak cukup baik yang menetap. Ruminasi lebih berfokus pada masa lalu namun sering berjalan berdampingan dengan kekhawatiran terhadap masa depan sehingga memperkuat pola pikir cemas.

Overthinking sulit dihentikan karena otak keliru menganggapnya sebagai upaya memecahkan masalah. Setiap pikiran baru terasa seperti langkah maju meskipun jarang menghasilkan solusi nyata.

Bias negatif otak yang secara alami memprioritaskan potensi ancaman ikut memperkuat siklus ini. Kebiasaan mencari kepastian berlebihan menganalisis interaksi sosial atau mengejar kesempurnaan membuat jalur saraf ruminasi semakin kuat dan otomatis.

Mematahkan overthinking membutuhkan perubahan pola pikir dan perilaku secara sadar. Pendekatan berbasis mindfulness sering direkomendasikan untuk mengalihkan perhatian ke momen saat ini. Teknik pernapasan meditasi dan grounding membantu menurunkan ketegangan fisik dan memperlambat putaran pikiran menurut Harvard Health Publishing.

Terapi kognitif perilaku juga terbukti efektif. Pendekatan ini membantu mengenali pola pikir yang keliru lalu menantangnya dengan sudut pandang yang lebih rasional dan penuh belas kasih terhadap diri sendiri.

Baca Juga:

Tabrakan Maut di Sarolangun, Bus SAN Libas Mobil Box, Sopir Tewas di Tempat

Perubahan gaya hidup turut mendukung proses pemulihan. Tidur cukup aktivitas fisik teratur serta menulis jurnal membantu menurunkan stres dan memperbaiki regulasi emosi. Membatasi paparan teknologi dan menetapkan waktu khusus untuk berpikir juga melatih otak agar tidak terjebak dalam analisis yang tidak produktif.

Bukti ilmiah menunjukkan hubungan erat antara overthinking kronis dengan kecemasan dan depresi. Ketika pikiran cemas mendominasi tubuh berada dalam kondisi tegang terus menerus sehingga daya tahan terhadap stres menurun.

Ruminasi yang berulang tentang masa lalu dapat memperdalam perasaan tidak berdaya dan memicu gejala depresi. Kelelahan kognitif yang muncul membuat energi mental terkuras lebih cepat daripada kemampuan pulihnya.

Meskipun kekhawatiran sesekali adalah hal wajar overthinking yang berlangsung terus menerus dapat memperkuat gangguan kecemasan dan episode depresi berat. Dukungan profesional kesehatan mental sangat disarankan bila kondisi ini mulai mengganggu fungsi sehari hari.

Baca Juga:

Natal 2025, Lapas Kelas IIB Muara Bulian Beri Remisi kepada 9 Warga Binaan

Otak memiliki kemampuan beradaptasi yang disebut neuroplastisitas yang memungkinkan pembentukan jalur baru yang lebih sehat. Melatih mindfulness dan rasa syukur membantu mengalihkan fokus dari kekhawatiran ke kesadaran saat ini.

Sumber :

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


B.Arya

0

0

Kesehatan

Selasa, 30 Des 2025 14:40 WIB

BERITA POPULER