Salah satu risiko utama dari aborsi yang tidak dilakukan dengan benar adalah pendarahan yang berat. Jika prosedur tidak lengkap atau bagian dari jaringan masih tertinggal, pendarahan dapat terjadi dan berpotensi menjadi kondisi darurat medis. Pendarahan yang berat memerlukan perhatian medis segera dan bisa mengancam nyawa jika tidak diatasi dengan cepat.
4. Gangguan Psikologis
Selain risiko fisik, aborsi yang tidak dilakukan sesuai prosedur dapat memengaruhi kesehatan mental. Trauma fisik dan emosional dari prosedur yang buruk bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan gangguan psikologis. Dukungan psikologis dan konseling sangat penting untuk membantu individu melalui proses pemulihan.
5. Komplikasi Jangka Panjang
Aborsi yang dilakukan secara tidak aman dapat berpotensi menyebabkan masalah jangka panjang, seperti kesulitan dalam kehamilan di masa depan atau masalah kesuburan. Gangguan pada organ reproduksi akibat prosedur yang buruk bisa mengakibatkan endometriosis atau sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang mempengaruhi kemampuan untuk hamil di masa depan.
Baca Juga : Bersiap! Squid Game Season 2 Akan Tayang di Netflix dengan Cerita yang Lebih Menegangkan, Catet Tanggalnya
Legalitas aborsi yang baru diberlakukan merupakan langkah penting dalam memberikan hak reproduksi dan kesehatan kepada perempuan.
Namun, untuk memastikan keselamatan dan kesehatan, aborsi harus dilakukan di fasilitas medis yang terakreditasi dan oleh tenaga medis yang berpengalaman. Kualitas dan prosedur medis yang tepat sangat penting untuk meminimalkan risiko kesehatan dan memastikan kesejahteraan jangka panjang.
Pemerintah juga diharapkan menyediakan informasi dan dukungan yang memadai untuk memastikan bahwa setiap individu yang memilih untuk melakukan aborsi dapat melakukannya dengan aman dan sesuai dengan prosedur yang benar.*