Sahin juga menjelaskan bahwa perubahan formasi menjadi tiga bek bertahan di babak kedua menjadi kesalahan fatal. Keputusan tersebut diambil karena Dortmund merasa tertekan setelah turun minum, tetapi hasilnya justru membuat Real Madrid semakin leluasa dalam menyerang.
"Kami merasa terdesak di babak kedua dan berpikir bahwa menambahkan pemain bertahan akan membantu. Namun, itu tidak berjalan seperti yang kami harapkan," tambah Sahin. "Babak kedua terasa sangat panjang, dan kami mengalami masalah dalam bertahan, yang akhirnya membuat kami kebobolan."
Baca Juga : Pelatih Nova Arianto Kesal, Timnas U-17 Indonesia Gagal Gelar Official Training Jelang Laga Perdana Kualifikasi Piala Asia U-17 2025 Melawan Kuwait
Real Madrid, yang mencatat 3.4 gol yang diharapkan (xG) dibandingkan dengan Dortmund yang hanya 1.48 xG, menunjukkan dominasi mereka di paruh kedua pertandingan dan layak mendapatkan kemenangan.
Meski kekalahan ini terasa pahit, Sahin berharap timnya bisa bangkit dan memperbaiki kesalahan di pertandingan berikutnya. Dortmund masih memiliki peluang untuk lolos dari fase grup jika mereka dapat menunjukkan konsistensi di laga-laga mendatang.
"Kami harus bekerja keras memperbaiki apa yang salah, terutama dalam bertahan. Kami memiliki kualitas untuk bersaing di level ini, dan saya percaya tim ini akan bangkit lebih kuat," pungkas Sahin.
Kekalahan ini menjadi peringatan bagi Dortmund untuk tidak lengah meski sempat unggul. Di sisi lain, Real Madrid sekali lagi membuktikan kualitas dan mentalitas juara mereka dengan comeback spektakuler di hadapan pendukung mereka sendiri.*