MATAJAMBI.COM - Tradisi makan anggur hijau saat malam Tahun Baru kembali ramai dilakukan dan diperbincangkan masyarakat. Kebiasaan ini dipercaya sebagai simbol harapan, keberuntungan, dan awal yang baik dalam menyambut pergantian tahun.
Tradisi makan anggur pada malam pergantian tahun dikenal berasal dari sejumlah negara di Eropa dan Amerika Latin. Umumnya, orang memakan 12 butir anggur tepat saat detik-detik Tahun Baru, yang melambangkan 12 bulan dalam satu tahun. Setiap butir anggur dimaknai sebagai doa dan harapan agar sepanjang tahun yang akan datang dipenuhi keberkahan.
Anggur hijau sering dipilih karena dianggap melambangkan kesegaran, pertumbuhan, dan kehidupan baru. Warna hijau sendiri identik dengan harapan dan energi positif, sehingga dianggap cocok sebagai simbol menyambut tahun yang baru. Namun, makna tersebut lebih bersifat simbolis dan budaya, bukan berdasarkan kajian ilmiah.
Pengamat budaya menilai tradisi ini sebagai bentuk ritual sederhana untuk membangun optimisme. Dengan menjalankan tradisi tertentu, seseorang cenderung merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan di tahun mendatang.Meski begitu, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa makan anggur hijau dapat menentukan keberuntungan atau kesuksesan seseorang.
Tradisi makan anggur hijau boleh dilakukan selama tidak diyakini secara berlebihan. Pergantian tahun sebaiknya dimaknai sebagai momentum refleksi diri, menyusun rencana, dan memperbaiki kualitas hidup melalui usaha nyata.
Anggur hijau dalam tradisi Tahun Baru merupakan simbol harapan dan awal baru yang berkembang di berbagai budaya. Terlepas dari mitos yang menyertainya, yang terpenting adalah menyambut tahun baru dengan sikap positif dan niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik.