MATAJAMBI.COM - Perayaan tahun baru kerap disambut dengan berbagai kegiatan oleh masyarakat. Namun dalam ajaran Islam, umat diingatkan untuk tetap menjaga perilaku dan tidak melanggar nilai-nilai syariat. Sejumlah larangan Islam saat tahun baru menjadi perhatian agar pergantian tahun dimaknai secara positif dan tidak berlebihan.
Islam melarang segala bentuk perbuatan yang mendekati maksiat, termasuk saat perayaan tahun baru. Aktivitas seperti pesta berlebihan, pergaulan bebas, serta perilaku yang melanggar norma agama dinilai tidak sejalan dengan ajaran Islam. Ulama mengingatkan bahwa pergantian tahun baru seharusnya tidak dijadikan alasan untuk melakukan hal-hal yang dilarang agama.
Sikap berlebih-lebihan (israf) juga menjadi larangan dalam Islam. Menghamburkan harta, konsumsi berlebihan, atau perayaan yang melampaui batas dinilai tidak mencerminkan kesederhanaan yang diajarkan Islam. Islam menganjurkan umatnya untuk hidup seimbang dan menggunakan harta secara bijak, termasuk saat momen pergantian tahun.
Larangan lain yang sering diingatkan adalah melalaikan ibadah. Umat Islam diimbau agar tidak menghabiskan waktu dengan kegiatan yang membuat lupa kewajiban, seperti salat dan zikir. Pergantian tahun justru dapat dimanfaatkan sebagai waktu untuk memperbanyak doa dan introspeksi diri.
Dalam Islam, umat juga diingatkan agar tidak mengikuti tradisi atau kebiasaan yang bertentangan dengan akidah dan nilai keislaman. Sikap selektif dalam menyikapi perayaan tahun baru dinilai penting agar tidak terjebak pada hal-hal yang tidak sesuai ajaran agama.
Alih-alih perayaan hura-hura, Islam menganjurkan muhasabah atau evaluasi diri. Pergantian tahun dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki akhlak, meningkatkan ibadah, serta memperkuat hubungan dengan sesama.
Larangan Islam saat tahun baru bertujuan menjaga umat agar tetap berada dalam koridor ajaran agama. Dengan merayakan tahun baru secara sederhana, bijak, dan penuh makna, umat Islam diharapkan dapat menyambut tahun yang baru dengan sikap yang lebih baik dan positif.