MATAJAMBI.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan komitmennya dalam mendukung keselamatan dan kelancaran Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) melalui penyediaan informasi cuaca dan peringatan dini yang akurat, real time, serta berkelanjutan untuk seluruh moda transportasi nasional.
Komitmen tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani saat menghadiri Pembukaan Posko Pusat Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 yang digelar oleh Kementerian Perhubungan RI di Jakarta, Kamis 18 Desember 2025.
Posko Pusat Angkutan Nataru 2025/2026 akan beroperasi selama 19 hari, mulai 18 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026, dan dibuka 24 jam penuh. Posko ini melibatkan berbagai instansi lintas sektor dan berfungsi sebagai pusat koordinasi nasional dalam memantau dinamika transportasi serta merespons potensi gangguan selama libur akhir tahun.
Dalam posko tersebut, BMKG memegang peran strategis sebagai penyedia informasi cuaca dan peringatan dini, mengingat cuaca ekstrem berpotensi memengaruhi keselamatan perjalanan di moda transportasi darat, laut, udara, maupun perkeretaapian.
Teuku Faisal Fathani menegaskan bahwa kehadiran BMKG di Posko Angkutan Nataru merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memastikan keselamatan perjalanan masyarakat. Menurutnya, pengelolaan risiko cuaca ekstrem harus dilakukan dengan standar tinggi dan tanpa kompromi.
“Keselamatan transportasi bukan hanya soal kesiapan sarana, tetapi juga kesiapan informasi. BMKG akan terus meng-update informasi cuaca secara real time sebagai bagian penting dari sistem keselamatan transportasi nasional,” ujar Faisal.
BMKG akan secara aktif menyampaikan prakiraan cuaca harian, informasi cuaca khusus transportasi, serta peringatan dini hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi selama periode Nataru.
Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa peningkatan mobilitas masyarakat selama Natal dan Tahun Baru merupakan fenomena tahunan yang membutuhkan pengelolaan terpadu dan antisipatif.
“Selain umat Kristiani merayakan Natal dan mudik, masyarakat lainnya juga memanfaatkan libur akhir tahun untuk berwisata dan bersilaturahmi. Kondisi ini mendorong lonjakan pergerakan orang dan barang di seluruh moda transportasi,” jelas Dudy.
Ia menambahkan bahwa cuaca ekstrem dan potensi bencana alam menjadi tantangan utama penyelenggaraan Angkutan Nataru. Oleh karena itu, koordinasi lintas sektor dinilai sangat penting agar langkah mitigasi dapat dilakukan secara cepat dan terintegrasi.
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah hadir untuk memastikan seluruh fasilitas transportasi dan pelayanan publik berjalan optimal, sehingga penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru dapat berlangsung lancar, aman, nyaman, dan selamat bagi masyarakat.
Dudy menyatakan optimisme bahwa melalui koordinasi intensif antar kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan, mobilitas masyarakat selama Nataru dapat dikelola dengan baik.